HALLOTANGSEL.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan terdapat tiga mesin utama yang harus dimaksimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Ada tiga mesin ekonomi yang harus dimaksimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045,” kata kata Airlangga.
Airlangga menyampaikan hal iti dalam Tatap Muka – Orasi Ilmiah BJ Habibie Memorial Lecture: Peran Iptek dan Inovasi menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Dia merinci tiga mesin utama itu yakni pertama, mesin ekonomi konvensional yang telah ada.
Baca Juga:
Kasus Suap Rp700 Juta, Mentan Andi Amran Sulaiman Copot Satu Pejabat Sekelas Direktur di Kementan
Respons Reza Artamevia Usai Thariq Halilintar Larang Istrinya Aaliyah Massaid Makan yang Pedas-pedas
Seperti infrastruktur, perdagangan, manufaktur, dan pertanian, yang harus direvitalisasi dan ditingkatkan kapasitasnya melalui investasi dan perluasan akses pasar.
Kedua, membangun mesin ekonomi baru seperti digitalisasi, kecerdasan artifisial, semikonduktor, ekonomi hijau dan transisi energi.
Yang akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan untuk generasi masa depan.
Ketiga, mesin ekonomi Pancasila yaitu mesin ekonomi berkeadilan dan inklusif, yang harus disempurnakan untuk menjaga kesinambungan sosial ekonomi.
Baca Juga:
Menurut dia, salah satu upaya mengembangkan ekonomi baru untuk transformasi ekonomi ke depan yaitu dalam program hilirisasi industri.
“Ini bertujuan untuk penciptaan nilai tambah sehingga daya saing produk kita semakin baik, investasi lebih banyak masuk, dan penyerapan tenaga kerja semakin meningkat,” jelasnya.
Hililirisasi Berhasil Kerek Prekonomian di Wilayah Timur
Bila dilihat secara spasial, lanjut Airlangga, hilirisasi berhasil mengerek perekonomian, terutama di provinsi-provinsi di wilayah timur yang mengalami pertumbuhan lebih tinggi.
Dia menyebutkan, tiga wilayah di Indonesia Timur dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah:
Baca Juga:
Daftar Lengkap Menteri dan Pimpinan Lembaga, Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kabinet Merah Putih
Dalam 32 Kesepakatan, Indonesia dan Tiongkok Berkomitmen Dagang Senilai 13,64 Miliar Dolar AS
Maluku dan Papua (12,15 persen), Sulawesi (6,35 persen), dan Kalimantan (6,17 persen), yang didorong oleh kegiatan pertambangan, industri logam, dan pembangunan IKN.
Transformasi itu menunjukkan bagaimana hilirisasi mampu meningkatkan nilai tambah dan mendistribusikan manfaat ekonomi secara lebih merata di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, Arilangga menjelaskan, pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini sebagaimana diproyeksikan oleh berbagai lembaga internasional.
Seperti IMF, OECD, dan World Bank akan berada pada kisaran 2,6 persen hingga 3,2 persen.
Di tahun depan diperkirakan tidak jauh berbeda yakni berada pada kisaran 2,7 persen hingga 3,2 persen.
Sementara itu, perekonomian Indonesia masih memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan melalui pertumbuhan volume ekspor negara berkembang.
Yang diproyeksikan akan meningkat dari 3,7 persen pada tahun ini menjadi 3,9 persen pada tahun 2025.
Permintaan domestik juga masih memiliki prospek kuat, tercermin dari PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur (50,7) yang ekspansif.
Juga Indeks Keyakinan Konsumen (123,3) yang terus optimis, serta indeks penjualan riil (232,8) yang kembali tumbuh positif 4,4 persen (yoy).
Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Harus Didorong di Kisaran 6 – 7 Persen
Capaian perekonomian hingga Triwulan I 2024 menjadi modal memperkuat fondasi transformasi ekonomi ke depan.
Namun, untuk bisa keluar dari middle income trap dan mencapai visi Indonesia Emas 2045, pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen belum cukup.
“Sehingga harus bisa didorong di kisaran 6-7 persen disertai investasi yang tumbuh sekitar 6,8 persen hingga dua dekade mendatang,” ujar dia pula.
Di akhir tahun ini, tambah Airlangga, pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan sekitar 5 ribu dolar.
Namun, Jakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah lolos dari middle income trap atau jebakan negara berpendapatan menengah.
Dia berharap agar daerah-daerah tersebut bisa menjadi contoh bagi provinsi yang lainnya.
Sehingga secara nasional Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
“Oleh karena itu perlu diupayakan untuk menderek provinsi atau kabupaten/kota lain untuk juga keluar dari middle income trap.”
“Sehingga secara nasional kita juga bisa keluar dari middle income trap. Syaratnya yaitu harus punya SDM kuat,” kata Airlangga.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoemiten.com dan Businesstoday.id
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Jatimraya.com dan Hallokaltim.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.