![]() |
Jaga reputasi Anda, jangan ada berita negatif yang muncul karena kesalahan sendiri, teruslah beternak berita positif, jika ada berita negatif langsung saja diklarifikasi. (Foto: snopes.com). |
Hallotangsel.com -Seperti pepatah, sepandainya tupai melompat, kadang-kadang terjatuh juga. Juga pepatah, tidak ada gading yang tak retak.
Begitupun masalah reputasi dan nama baik, selain pemberitaan positif yang mengharumkan nama Anda — entah sebagai artis, pengusaha, atau pejabat — bisa saja pemberitaan negatif menyerang Anda.
Itulah resiko seorang public figure atau publik. Lalu dari mana munculnya berita negatif? Berita negatif bisa datang dari dua sisi.
Pertama, yaitu dari sisi internal. Misalnya, kinerja usaha mengalami kemerosotan, baik secara alamiah maupun karena adanya bencana.
Bisa juga karena perilaku manajemen dan staf yang melanggar hukum, terlibat kasus kriminalitas.
Hal lainnya yang terlihat sepele namun tidak bisa diabaikan adalah salah informasi atau salah komunikasi ketika berhadapan dengan wartawan.
Masalah di atas persoalan krusial yang harus segera disolusikan, jika tidak ingin menambah masalah yang semakin besar, dan memakan waktu.
Kedua, datang dari eksternal. Umumnya disebabkan oleh persaingan bisnis, ataupun persaingan untuk meraih jabatan tertentu.
Di mana persaingan berjalan secara tidak sehat, sampai-sampai memproduksi berita negatif yang bisa meruntuhkan reputasi orang lain.
Begini Langkah Mengatasinya
Nah, jika Anda diberitakan seperti ini, tentu Anda kaget. Mungkin Anda juga bingung, kok bisa-bisanya mendapat serangan seperti itu.
Tidak cukup sebatas kaget dan bingung, Anda harus segera mencari solusi untuk masalah ini dengan melakukan langkah yang tepat.
Pertama, baca dengan teliti isi berita negatif
Mulai dari judul hingga berita paling akhir agar dibaca dengan teliti bagia berita mana ya kurang tepat, salah, bahkan yang kesalahnya sangat fatal. Catat dengan rapi.
Cek juga narasumber yang salah membuat statemen, pelajari siapa beliau dan bagaimana latar belakangnya.
Kedua, siapkan narasi untuk melakukan klarifikasi
Berita yang salah jangan jangan dibiarkan mengendap terlalu lama di media online. Kalau media suratkabar berita kemarin bisa hilang hari ini, begitu juga majalah.
Media online tidak begitu. Sepanjang masih online, berita-berita itu bisa muncul, jika dipanggil
Itulah sebabnya, saya sarankan segera membuat klarifikasi terkait berita negatif tersebut secara rapi dan terstruktur.
Ketiga, manfaatkan hak jawab dan hak koreksi
Sesuai dengan ketentuan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) maupun Pedoman Media Siber, media diwajibkan melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki. Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers.
Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau perusahaan pers.
Keempat, kirimkan klarfikasi ke redaksi untuk segera dipublikasikan
Narasi klarifikasi yang sudah dibuat dengan teliti dan terstruktur segera dikirimkan ke redaksi untuk diterbitkan, pada kesempatan pertama.
Jika hasil publikasinya bagus dan sesuai harapan serta dipercaya bisa memulihkan reputasi Anda, segera sebarluskan ke berbagai medsos.
Kelima, Bagaimana jika munculnya berita negatif ini berasal dari Anda sendiri?
Nah, ini kan ibarat pepatah mulutmu hatrmaumu, dalam kondisi yang sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur.
Satu-satunya cara yang ditawarkan untuk mengatasi situsi ini hanya ada dua kata saja, yaitu MINTA MAAF.
Cara Mortification ini menjadi alternatif paling akhir yang disebut oleh Prof. William Benoit dalam Image Restoration Theory (teori pemulihan citra).
Strategi ini dinilai sangat elegan, karena mengakui kesalahan, dan dengan jelas meminta pengampunan atas kesalahan tindakan yang sudah dilakukan.
Bahkan srategi “penyiksaan diri” dalam teori Benoit pernah menjadi tema utama yang menarik dari tulisan pakar komunikasi yang lainnya.
Penutup
Meskipun upaya di atas tidak secepat membalikkan tangan dari berita negatif secara langsung menjadi positif, namun langkah-langkah yang dilakukan adalah upaya yang baik.
Selanjutnya, jaga reputasi Anda, jangan ada berita negatif yang muncul karena kesalahan sendiri, teruslah beternak berita positif, jika ada berita negatif langsung saja diklarifikasi.
Jika upaya ini dilakukan secara konsisten dan konstan, cepat atau lambat reputasi Anda akan menjadi pulih kembali. Semoga.
Oleh: Budi Purnomo S.IKom, M.IKom, praktìsi komunikasi, dan owner blog Budipurnomo.com